.KOMISI I PRIORITASKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH TERDEPAN

Jakarta, 13/1 (Antara/FINROLL News) - Anggota Komisi I DPR RI, Fayakhun Andriadi (Fraksi Partai Golkar) menyatakan, pemberdayaan wilayah terdepan (perbatasan) masih menjadi prioritas komisinya dalam masa kerja 2010. "Sewaktu-waktu akan turun ke lokasi untuk melakukan pemantauan, yaitu melaksanakan amanat konstitusi secara konsekuen," tegasnya melalui ANTARA, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan itu, merespons masih sangat memprihatinkannya berbagai fasilitas serta tingkat kehidupan warga maupun aparat penjaga tapal batas NKRI di berbagai wilayah. "Adalah tidak benar dan tidak bisa dibenarkan, Pemerintah telah lalai dalam menjalankan amanat konstitusinya yaitu melindungi segenap warga dan kedaulatan wilayah RI. Lihat saja, di mana-mana di wilayah perbatasan terdepan Nusantara, hingga saat ini masih hidup begitu memprihatinkan, sangat jauh berbeda dengan kondisi warga di negeri tetangga yang sama-sama masyarakat perbatasan," ungkapnya.

Hal-hal Krusial Fayakhun Andriadi lalu menunjuk sejumlah hal krusial sebagaimana hasil kunjungan kerja (Kunker) di beberapa wilayah tapal batas, terutama di Kalimantan baru-baru ini. "Hal-hal krusial dimaksud, di antaranya peran dan kehadiran `negara` harus lebih dirasakan oleh warga, dalam bentuk tersedianya listrik, jalan, air bersih, sekolah dan sarana pelayanan kesehatan. Situasinya sekarang sekali lagi saya nyatakan, benar-benar memprihatinkan," ujarnya lagi. Ia salut kepada PT Telkom yang mulai bisa menghadirkan fasilitas telekomunikasi di wilayah terdepan RI, seperti di wilayah tapal batas Kalimantan Timur-Sabah (Malaysia).

Tetapi, Fayakhun Andiradi dkk merasa miris, ketika ada ungkapan polos dari beberapa petugas perbatasan mengenai penggunaan alat telekomunikasinya. "Hasil Kunker Komisi I DPR RI pada bulan Desember 2009 lalu menyimpulkan, hanya 30 persen dari pos-pos penjagaan TNI Angkatan Laut di perbatasan laut dan pos-pos penjagaan TNI Angkatan Darat di perbatasan darat yang memiliki peralatan cukup lengkap," ungkapnya.

Di sana, menurutnya, memang sudah ada teropong dan senjata laras panjang, namun tidak ada alat komunikasi standar seperti HF/VHF. "Sewaktu saya tanya, lalu bagaimana kalau mau melapor" Dijawab: siap! pakai hape!. Kemudian saya tanya lagi, hape khusus tugas atau pribadi" Dijawabnya: siap! pribadi! Hal ini tentu membuat kami miris. Adalah tidak benar dan tidak bisa dibenarkan, Pemerintah telah lalai dalam menjalankan amanat konstitusinya, yaitu melindungi segenap warga dan kedaulatan wilayah RI," tandas Fayakhun Andriadi lagi. (M036/

Politik
BERITA

Design by Azis Lamayuda (Do The Best To Get The Best)