Menjaga Wilayah Perbatasan Dengan Tekhnologi Canggih

Laporan: Persda Network

Minggu, 17 Januari 2010 | 11:35 WITA

JAKARTA, TRIBUN - Salah seorang anggota Komisi I DPR--membidangi pertahanan dan hubungan luar negeri-- Fayakhun Andriadi (Fraksi Golkar), menyarankan kepada pemerintah untuk mengubah paradigmanya dalam menjaga kedaulatan NKRI, terutama di wilayah perbatasan. Menurutnya, dari sisi ekonomi jangka panjang, menjaga perbatasan bisa menguntungkan.
"Menjaga kedaulatan itu,bagi saya sebuah investasi jangka panjang, sangat menguntungkan. Selain menjaga kedaulatan negara, tentunya dapat melindungi kekayaan alam Indonesia," katanya kepada para wartawan, Sabtu (16/1) kemarin.

"Kekayaan alam kita dari laut itu yang dicuri sekitar Rp40 triliun per tahun. Kalau saja kita punya anggaran Rp40 triliun kemudian dialokasikam untuk membangun dan melengkapi perbatasan memadai untuk satu tahun saja, pasti sudah BEP (break event point). Apalagi, melindungi perbatasan itu sebenarnya nggak sampai Rp 40 triliun," katanya lagi.

Pada 3 Januari lalu, Fayakhun menjelaskan, sebanyak 130 pasukan TNI dikirim ke daerah perbatasan di Ambalat. Selain Ambalat, katanya lagi, ada 12 perbatasan lainnya yang rawan terjadi konflik. Atas dasar ini, pemerintah dianggapnya perlu mengalokasikan anggaran untuk pembangunan, menjaga kedaulatan NKRI.

Belanja persenjataan, kapal, helikopter atau pesawat pengintai, termasuk, imbuhnya lagi, alokasi anggaran untuk belanja tekhnologi.

"Teknologi pertahanan kita kurang memadai sekarang ini sehingga Departemen Pertahanan (Dephan)perlu mengalokasikan anggarannya untuk belanja teknologi pertahanan kita," kata Fayakhun..

"Early warning system yang dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan perbatasan adalah radar untuk mengawasi udara dan sensor untuk pengawasan di darat dan laut. Dengan alat itu, bisa efisien, pasukan berjaga di pos-pos, begitu ada kiriman sinyal dari sensor atau radar, langsung siaga, pasukan langsung berangkat, ngecek," katanya lagi.

Bangsa Indonesia, ujar Fayakhun lagi, sudah tidak boleh memiliki sejarah baru lagi, kehilangan wilayah kedaulatannya . Untuk itu, menjaga perbatasan dengan tekhnologi yang canggih, di era moderen ini sangatlah diperlukan.

"Batas wilayah yang titik ordinatnya sudah ditetapkan, itu dipasangi sensor. Sementara di laut bisa dengan sensor apung atau diletakkan di suar yang sudah kita miliki. Sementara di darat dibuatkan tugu biar aman dari pencurian," Fayakhun menambahkan.

Sumber: http://www.tribun-timur.com//read/artikel/70584

BERITA
hankam

Design by Azis Lamayuda (Do The Best To Get The Best)