Jakarta – BJ Habibie adalah seorang mantan presiden. Namun bagi beberapa anggota Komisi I DPR, Habibie masih seorang presiden. Tidak heran, dalam rapat dengan Komisi I DPR, Habibie kembali jadi ‘presiden’.
Sebutan presiden bagi Habibie dicetuskan pertama kali oleh anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Fayakun Adriadi. Dia menyampaikannya saat akan mengajukan pertanyaan untuk Habibie dalam rapat tentang alat utama sistem pertahanan (alutsista) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2011).
“Mohon izin Pak Ketua untuk memanggil Bapak Habibie dengan sebutan Bapak Presiden. Saya risih dengan sebutan mantan presiden. Pak Habibie memang pernah menjadi presiden ketiga dan bagi saya beliau tetap menjadi presiden. Mohon izin, Pak Ketua,” ujar Fayakun.
Ketua rapat Mahfudz Siddik dari FPKS hanya mengangguk mendengar permintaan Fayakun. Dia tidak mengatakan apa pun, sehingga Fayakun pun melanjutkan berbicara.
“Apa yang ditemukan di PT PAL itu seperti zombie. Punya 7 kontrak pembuatan kapal dan kalau dibuat itu akan rugi, tapi kalau dibuat itu prestasi,” tutur Fayakun.
Dia melanjutkan, uang muka pembuatan kapal diambil untuk membayar gaji karyawan. Menurutnya, Indonesia itu negara besar namun miskin teknologi, termasuk dalam konsep bahan bakar terbarukan.
“Indonesia punya cadangan fosil dan lahan yang luas. Ada minyak jarak dan kelapa sawit. Tekniknya mudah, tinggal yang nonteknis. Mohon konsep dari Bapak Presiden seperti apa. Dan bagaimana tanggapan Pak Presiden tentang alutsista. Perlu dicatat, kita mendapat tambahan Rp 11 triliun dan sebaiknya untuk membiayai tenaga ahli alutsista dan bukan untuk mengimpor,” kata Fayakun.
Habibie yang mendengar dirinya disebut presiden tampak cuek. Dia asyik menulis pernyataan dan pertanyaan dari Fayakun.
Setelah Fayakun, giliran anggota Komisi I lainnya yang berbicara yakni Azwar Abubakar dari FPAN. Seperti halnya Fayakun, Azwar pun menyebut Habibie dengan sebutan presiden.
“Yang Mulia Presiden yang kami hormati,” ucap Azwar.
Selanjutnya, giliran Roy Suryo dari FPD yang mendapat giliran mengajukan pernyataan dan pertanyaan. Namun tidak seperti kedua rekannya, Roy tidak ikut-ikutan memanggil presiden.
“Terimakasih Pak Habibie yang kami hormati,” ucap Roy.
(vit/nrl)
Sumber: Senin, 31/01/2011 14:19 WIB
Febrina Ayu Scottiati – detikNews
Komisi I DPR
- Indonesia Sama Tinggi Dalam Tatanan Global
- KTT ASEAN dan Foke
- Sesama ASEAN Jangan Saling Isap
- Komisi I DPR: Hindari Sikap Saling Gigit
- ‘Masa TNI Tempur Pakai Pesawat Bekas?’
- Fayakhun Andriadi : Tindak Tegas Pelaku Kekerasan Wartawan
- Fayakhun Andriadi Terpilih Sebagai Politisi Terfavorit
- Komisi I DPR Tuding Menkeu dan Menhan Langgar UU
- Komisi I DPR: Pemerintah Jangan Lagi Berniat Ngutang Alutsista
- Fayakhun Andriadi, Politikus Beringin Berkonsep Terukur
- Langkah Tifatul Sudah Benar
- Mengawal Momentum Kedaulatan Bangsa
- Kerja Sama Alutsista RI-Korsel Kemungkinan Terganggu
- Krisis Korea dan Masa Depan Alutsista Indonesia
- Sikap Indonesia Terhadap Konflik Korea
- Fayakhun: Indonesia Perlu Proaktif Sikapi Krisis Korea
- Fayakhun: Kemenlu dan Kemenhan Patut Dievaluasi
- Anggota DPR: Malaysia Dikte Indonesia Soal Perbatasan
- Presiden Dinilai Kembali Jadikan DPR Tukang Stempel
- Komisi I: Demokrasi RI Berjalan Mundur
- DPR Bukan Tukang Stempel
- Komisi I DPR: Mainkan “High Diplomacy”
- Sikap Lembek SBY Terhadap Malaysia
- Fayakhun Mohon Tifatul Jangan Lagi Keceplos