JAKARTA. Fraksi Partai Golongan Karya menilai, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012 yang diajukan pemerintah belum mampu mengejawantahkan program pemerintah. Bahkan, Fraksi Partai Golkar menilai asumsi makro yang diusulkan oleh pemerintah masih terlalu pesimis.
Fraksi Golkar menilai asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2012 sebesar 6,7% masih cukup rendah. “Harusnya, dengan melihat kondisi ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi bisa 7%,” kata Fayakhun Andriadi saat membacakan tanggapan Fraksi Partai Golkar dalam sidang paripurna DPR, Selasa (23/8).
Fraksi Golkar juga menyoroti asumsi inflasi. Golkar menilai, inflasi dalam RAPBN 2012 yang sebesar 5,3% masih bisa ditekan. Mengingat, laju inflasi hingga Juni 2011 secara year on year masih cukup rendah. Sebab, dengan inflasi yang tinggi bisa mengurangi pendapatan masyarakat dan bisa mengurangi daya saing nasional.
Sementara untuk nilai tukar rupiah yang dipatok Rp 8.800 per US$ dinilai terlalu rendah dan bisa mengancam daya saing produk ekspor nasional. “Suku bunga SPN sebesar 6,5% rasanya terlalu tinggi. Seharusnya bisa diturunkan ke 5,6% sama seperti dalam APBN P 2011,” jelas Fayakhun.
Dari sisi pendapatan dan belanja negara, Fraksi Golkar mengakui rasio penerimaan pajak tahun 2012 yang direncanakan sebesar 12,6% dari PDB memang sudah ada peningkatan. Hanya saja, jika dibandingkan pengalaman negara tetangga yang lebih tinggi, Fayakhun menilai potensi penerimaan pajak bisa naik menjadi sekitar 14% – 16% dari PDB. “Untuk tahun 2012 seharusnya bisa naik menjadi 13,5% dari PDB,” katanya.
Untuk meningkatkan penerimaan dari sisi perpajakan, Fraksi Golkar mendesak pemerintah melakukan renegosiasi kontrak gas, sebab selama ini pos inilah yang mengurangi potensi penerimaan negara dari sektor pajak.
Sementara itu, dari sisi subdisi, Fraksi Golkar mengkritisi sasaran subsidi khususnya subsidi energi yang belum tepat sasaran. Sehingga, “Harus diperbaiki mekanismenya agar lebih akuntabel,” ujar Fayakhun.
Di sisi lain, Golkar juga meminta pemerintah menjaga sumber pembiayaan dari dalam negeri yang bersumber dari SUN dengan denominasi rupiah. Melihat masih banyaknya hal yang harus diperbaiki dalam RAPBN 2012, maka Fraksi Golkar menyetujui agar rancangan anggaran tahun 2012 ini untuk dibahas lebih lanjut bersama anggota dewan.
Sumber: Kontan, Selasa 23 Agustus 2011