Desakan agar Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengoptimalkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dari produk lokal, terus mengalir. Kali ini, desakan dilontarkan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Fayakhun Andriadi.
Menurut Fayakhun, sudah saatnya
“Sekarang ini, dibanding
Dia menjelaskan, ada tiga klasifikasi alutsista yang harus dimiliki TNI. Pertama, senjata yang diawaki. Kategori ini misalnya, pesawat tempur, tank, panser dan lain sebagainya. Kedua, peralatan yang melekat pada awak, seperti senjata, martir dan lain-lain. Dan ketiga, senjata tanpa awak, seperti peluru kendali.
“Dari beberapa persenjataan itu, BUMN kita sudah mampu memproduksinya. Misalnya saja peluru, Anowa, kapal perang yang baru saja diresmikan, itu
Ditanya berapa anggaran yang harus disediakan agar
Namun, politisi muda ini buru-buru menjelaskan, pemenuhan alutsista yang dibutuhkan itu tidak melulu pakai duit. “Kalau ada political will, sebenarnya tinggal tukar tukaran kertas saja. Besi bisa dipesan dari Krakatau Steel, misiu bisa dari Dahana, cetakan dan produksi bisa di Pindad. Tinggal bayar honor para pekerjanya saja. Ini
Kendati begitu, Fayakhun tidak mempersoalkan keinginan Departemen Pertahanan (Dephan) untuk meminta anggaran untuk pemenuhan alutsista. Yang penting, kata dia, Dephan memiliki perencanaan yang matang dan blue print tentang persenjataan 25 tahun ke depan. Sekarang ini, sambung dia, perencanaan Dephan masih parsial, tambal sulam dan tidak utuh.
“Bayangkan saja, dari 5000 peluru yang dibutuhkan setiap tahun, yang dipesan ke Pindad cuma 200. Ini
Dia menegaskan, Komisi I DPR akan mendukung permintaan tambahan anggaran Dephan jika benar-benar memiliki blue print yang jelas alutsista selama 25 tahun ke depan. “Kami di Komisi I tidak ada masalah dengan anggaran. Kalau perencanaanya jelas, tidak tambal sulam, kami dukung benar,” tandasnya.
Dia juga mengomentari keinginan Menhan Purnomo soal spesialisasi Keppres 80 tahun 2004. Dia bilang, pada alutsista yang bersifat spesifik, Dephan berhak melakukan penunjukan langsung. “Tapi tidak boleh, dalam penunjukannya ditunjuk lagi perusahaan lain, atau agen di luar negeri. Langsung saja beli dari asalnya. Kalau pakai agen lagi, terlebih dari luar negeri, ujung-ujungnya mahal juga harganya,” katanya. ONI
Sumber: Koran Rakyat Merdeka, Rabu 02 Desember 2009, hal. 8
SAMPLE
sahabat
BERKARYA BUAT NEGERI
Portal ini saya persembahkan untuk kemajuan dan kemandirian bangsa. Amanah menjadi wakil rakyat di DPR RI merupakan sebuah tantangan sekaligus kesempatan untuk memberikan yang terbaik buat bangsa, yang semua bermuara pada kesejahteraan rakyat. Dukungan, kritikan, dan masukan dari semua warga sangat saya harapkan untuk menghasilkan yang terbaik.
Linkbar
Swasembada Alutsista
MENHAN PURNOMO DIDESAK BIKIN BLUE PRINT 25 TAHUN K DEPAN
Home »
BERITA
,
hankam
» Swasembada Alutsista
MENHAN PURNOMO DIDESAK BIKIN BLUE PRINT 25 TAHUN K DEPAN
MENHAN PURNOMO DIDESAK BIKIN BLUE PRINT 25 TAHUN K DEPAN